Wednesday, November 10, 2010

Emosi Nya Aku

Emosional ke aku? Satu persoalan yang aku selalu juga tanya pada diri ini. Rasanya aku mmg seorang yg beremosi..sebab? Sebab aku suka nangis bila tersentuh dengan sesuatu yang buat aku terasa ( tp airmata ini x la jatuh berderai depan org), I cry when no one is seeing...malu agaknya. Tp depan Cinta Hati, air mata ni laju je nak jatuh..tgk iklan pun boleh nangis...mungkin depan Cinta Hati, aku menjadi siapa sebenarnya aku...takde selindung2..mungkin itu sbb terlebih emosi bila bersama dia.
Sbb lagi...sbb aku cepat meradang, marah dan mengamuk...bagai singa hilang anak kalau aku sudah naik berang. Cakap ikut hati tanpa berfikir or beralas2...janji hati puas..boleh juga aku buat sesuatu yang memberhayakan diri? contoh : aku lari tanpa tujuan?? Kesan kemudian, belakang kira..tp nnt aku menyesal..menyesal tak terhingga..especially when u said sumthing that u never meant it, and hurt the one u care n love...nnt aku nangis lagi atas dasar sesal. Nnt aku mintak maaf untuk yang keberapa kali..lupa aku kira.
Sbb lain..aku tak sanggup buat org menderita..seburuk2 diri ini, aku x pasti kalau2 aku yakin hancurkan kehidupan dan hati org la, aku suka letak diri aku ditempat org itu...empathy feeling aku sgt kuat..empathy and emotional ader kena mengena ke? sbb itu aku cukup menyampah dengan org yang suka sgt menyusahkan kan org lain. Tak boleh tahanlah dengan org yg macam ini.

Sbb lain lagi, sumtimes i love being in the past, hidup dlm kenangan..sbb kenangan itu cukup indah, bila kembali pada kenangan aku senyum tp kadang air mata keluar jugak. Bukan mengenang barang yang hilang, tapi kenangan2 bermakna setiap hari yang lepas buat aku sedar hidup ini terlalu singkat dan terlalu cepat untuk kita biar macam itu aje. Jadi, aku pun tak suka rutin sbb rutin ini sama saja..takde pembaharuan..semua retorik. Haishh, I have to do sumthing about wat I'm complaining now. Takpe itu cerita lain.
Emosi jugak aku ini sbb selalu berpihak hanya pada satu pihak, cepat buat judgement without listening to both especially dengan org yang aku kenal rapat dan baik. Habis yg satu pihak lagi tu terus aku bina tembok...tak baik macam tu, salah macam tu, aku tahu tapi susah sikit nak ubah..maka itulah emotional x bertempat, susah jadi pengadil aku ni.
Cukupla, byk sgt nnt lain pulak yang tertulis - ringkas bicara, aku kenal diri aku...luar dlm semua aku tahu..aku byk kelemahan, tp aku pun tahu dlm lemah itu ada kebaikan yang boleh digilap..setiap hari kita cuba berubah, dlm acuan dan bentuk yang pelbagai..kita usaha, kita istiqamah..kita jgn lupa Tuhan.

Sunday, October 24, 2010

Child of Mine

Technically what happen last evening was not entirely my fault, but I guess I dun mind taking all the blames…If really something happen to this child of mine, I would never ever forgive myself, so I guess that’s make I’m entirely at fault.

What hit me the most was the feeling of being overly worried over the safety of this unborn child, for the first time my motherly instinct or feeling has swept everything inside me. Perhaps this is the feeling that will be felt by all mothers whenever danger is threatening their child. A feeling that makes you want to cry out loud, cursing your every action and all unreasonable acts you wish you could do just to make sure everything is ok. Weird I was allowing myself to cry (because of the pain definitely) but all the unreasonable act was locked inside of me like a proper grown woman supposed to act. But my heart and my thinking was chanting Allah SWT name and Prophet Muhammad (PBUH) name without stopping, praying all my heart can that this child inside me is keep to safety all the time. How I pray let me feel all the pain but not him…I realized at that moment how I love this child so much that I’m willing to do everything to make sure he’s in good condition.

Dear God, please protect this child of mine from every danger and threat that may encounter him. Please destined him good life in this worldly world and the hereafter. Prolonged his life for the purpose of good deeds and end his life with a significant good ending, for he’s my child in this world and hereafter. Amin.

Tuesday, September 28, 2010

Not the best spa treatment?

Ever since I was pregnant, movement has never been that easy for me, yup my body is getting heavier, my balancing is terrible and worst, taking care of myself has never been this difficult...but despite all this I’m really thankful that God has given me the chance of having to feel every little changes that took place for the past 23 weeks in my physical and emotional transformation.

I was complaining a little bit to my dear husband, how I can’t get down to my feet and brush all the dirt, rub my back with scrubs and bath sponge, many more little things that I used to do on my own in the aspect of hygiene care.

So last weekend, who else would have volunteer to take care of me and clean me up in the most caring way if it’s not my dear husband. It was such a funny moments where I stand still like a big polar bear and getting myself ready to be scrubbed and brush by him. He’s doing it dedicatedly and I must say I’m touch by his care for me. Someday if either one of us fall sick or challenge by any physical movement we would have done the same thing for each other. Insya-Allah.

Massage moments it not entirely the best compared to all the experience that has spoiled me into a massage addict, but his willingness to ease my back pain, shoulder pain and all sort of pain due to this pregnancy is highly appreciated ; ) dia buat walaupun rasa macam tak rasa je ;p

Anyhow...I love spending time with him especially at time like this where you will always appreciate an extra hand and of coz a shoulder to support to....

It might not be the best spa treatment, but for me it means the world to me.

Total Price : Love Care Responsibility of a Husband...Priceless

Saturday, August 07, 2010

7 August 2010

7 August 2010

I cried tears of happiness and blessed as we enter that place...a place that I never thot I would be able to enter...I feel so thankful for this oppurtunity that God has given us. Alhamdulillah is the only word that I cud utter when tears struck me. Insya-allah many more tears of happiness to come...

For now I feel like singing a song from Maher Zain - for the rest of my life, i'll be with you, i'll stay with you, honest and true, till the end of my time, i'll be loving you.........

Friday, July 16, 2010

I want to be healthy

Never appreciate most of the things dat I can do when health is all pink...but when sickness struck it turn my world upside down, never thot I wud be such a burden to everyone who care, tears and prayers keep changing lane...I was depressed even though I shud be happy as all this sickness is a result of sumthing happy..sumthing that i really want..sumthing that i've been hoping for such a long time.

I'm better now, but whenever I remember those moments of being sick, truth is I'm so afraid to go through it all over again most I appreciate every moments of being healthy and be the person I used to be.

Tuhan..berikan aku kekuatan mengharungi tempoh ini...satu tempoh panjang kiranya aku terus berasa resah dan sukar...satu tempoh pendek sekiranya aku mengharunginya dengan bahagia dan penuh harapan...aku pohon pilihan yang kedua Ya Alllah...amin.

Sunday, May 23, 2010

Weekend Forever


WEEKEND Day 1 - 6.30 AM. Solat. Laundry Day. House Cleaning Day. Breakfast. Shops. Solat. Lunch with Close Fren ( Ngetop Banget) .Nap. Solat. Hantaran. Solat. Dinner. Movie+Dinner. Solat and Sleep Like A Baby

P/S : My Name is KHAN - this movie is Super Great..nope beyond Great..I cried like Mad, and Laugh like a Monkey..hehe.

WEEKEND Day 2 - 6.30 AM. Solat. Nap. Lunch + Breakfast (Ah-Lan Wasahlan) .Solat. Shops. Makeup Session. Gossips. Shop Till Drop. Night Market. Solat. Cooked Asam Pedas. Solat. Ironing. Dinner. Hantaran. Solat. TV. Sleep Like Tomorrow Is Not a Working Day.

P/S : Guls Day Out is always the best way to spend!

I love my Weekend..yeap I love my 22nd & 23rd of May 2010 - shall we repeat this next month?

Tuesday, April 06, 2010

Letihnya Menjadi Aku - Final Part

Isteri. Aku seorang isteri kepada seorang suami yang cukup baik dan sempurna di mata aku. Aku ingin menjadi yang terbaik untuk dia. Walau aku tahu aku jauh dari sempurna, tapi rasa kasih yang tiada bertepi ini hanya ada untuk dia maka aku sentiasa berusaha kearah itu. Untuk itu tugas ku dirumah bermula bila salam dilafazkan, pintu dikuak dan beg diletakkan.

Aku buru-buru ke dapur memastikan makanan si comel masih ada, ke dapur juga membersihkan apa yang patut, menyapu dan mengelap apa yang patut, ke depan serambi menyiram pokok yang kadang-kadang masih nampak layu itu, ke atas untuk mandi dan bersolat asar, turun semula untuk membasuh baju, naik semula mengangkat jemuran, melipat dan menyusun pakaian. Ke dapur semula untuk menyediakan makanan, walaupun ringkas dapur ku tetap berasap (walau kadang hanya wap dari air panas) , ke atas semula untuk menyidai baju, sambil mengosok baju mata ini melayan TV peneman setia. Nanti solat semula dan membaca ayat-ayat suci penenang jiwa, berzikir memuji Allah dan berharap Tuhan memberikan aku kesabaran dalam menempuh apa jua dugaan ku di dunia ini, aku tahu aku insan tak sempurna, mudah marah , mudah melawan, mudah hilang sabar tapi aku tahu aku seorang yang istiqamah / consistent kalau tidak tak mungkin aku siapa aku yang Allah jadikan. Untuk itu aku berterima kasih padaMu Ya Allah. Bimbinglah aku, ujilah aku, tapi jangan Kau pesongkan hati ku ini yang selalu mengharap keredhaan Mu.

Puas. Aku puas dengan apa yang ada, Cuma dalam puas aku jadi letih untuk mengekalkan apa yang ada untuk terus ada.

Pulang. Kepulangan dia sentiasa aku nantikan, tak pernah jemu menunggu walau seketika terlena dalam penantian. Tapi bila dia pulang, rumah seperti berjaga kembali, walau hanya dia yang pulang aku rasa seperti ramai yang datang, kerana dalam dunia kecilku ini hanya ada dia, dia ku sambut dengan salam, senyuman, pelukan dan ciuman. Hari ku terasa seperti bermula kembali tapi aneh aku tidak letih.
Rutin kami makan, minum , berbual dan jika masih belum aku bersolat, kami bersolat sama, terus nanti kami menonton TV sambil menghirup kopi O panas, dalam genggaman tangan kami, aku dan dia seakan faham, pendeknya masa kami bersama. Kami akur dengan keajaiban malam yang merembeskan rasa mengantuk, maka ke kamar kami beradu untuk mengumpul sedikit kekuatan sebelum bermulanya hari esok.

Aku letih dengan rutin ini, aku letih dengan diriku yang terus menerus hidup dalam rutin ini, tapi aku tak pernah marah, aku tahu ini ketentuan hidupku, aku yang akan merubah dan mengubah coraknya, cuma dalam usia yang semakin matang ini, aku berharap letih ku ini semakin bermakna, biar terkesan bila merasa. Bukan alah bisa tegal biasa. Sekejap sekejap aku letih menjadi aku. Mahukah kamu menjadi aku?

Teman baikku ini akan berpergian buat seketika, kerana tugas kami berpisah. Rutin ku pasti tercalar, rutinku akan berubah sementara, aku pasti merindui rutin letih ku ini, kerana dalam rutin hidupku yang letih ini ada dia teman sejati ku. Semoga dia dilindungi hendaknya, dipanjangkan usia, dimurahkan rezeki, dimantapkan iman agar berjaya dunia dan akhirat.

Kami berdua tidak sempurna, masih terpalit dengan dosa, tapi kami saling melengkapi mungkin tak sehebat dugaan cinta Adam dan Hawa, Laila dan Majnun atau Romeo dan Juliet, tapi kata dia cukuplah jika yang biasa-biasa sahaja, asal tiada dugaan berbisa. Cukup dengan dunia kecil kami, cukup dengan senyuman kasih, cukup dengan doa yang ikhlas. Dia aku yang punya dan begitu juga sebaliknya. Tuhan ampuni kami, peliharalah kasih kami ke akhir hayat kami.

Letihnya Menjadi Aku - Part III

Pulang. Tepat jam 5.00 petang, aku tak pernah berlengah, walau seminit aku takkan pernah berlengah, atau berpura-pura sibuk dengan tugasan yang banyak, yang pastinya aku menunjuk resah jika aku tak dapat beredar dari sini tepat pada waktu yang aku telah tetapkan. Fokus ku hanya satu - aku ingin pulang. Pulang ke tempat tinggal ku yang tak pernah puas dengannya. Aku harus pulang.

Perjalanan pulang lebih tenang dari perjalanan pergi, arus kesesakan kurang dari awal pagi, mungkin sebab masih ramai yang sibuk dipejabat ( bukan aku, aku bukan jenis itu, mungkin dulu aku pun sejenis tapi kini aku sudah berubah spesis, aku lebih senang dengan spesis sekarang) atau sebab tidak perlu mengetik waktu bila tiba di pintu rumah, atau mungkin sebab aku tak perlu beraksi Michael Schumacher dlm perjalanan pulang.

Tiba. Tiba di rumah, kucing ku yang comel menjadi penyambut setia, tiada seorang manusia pun yang akan menyambut aku tapi seekor haiwan yang aku rasa dia rasa dirinya manusia. Pelik? Memang pelik tapi percaya lah Si comel ku selalu menjadi seperti manusia di pandangan mataku. Adakalanya dia menjadi seperti seekor anjing tapi selebihnya dia selalu seperti manusia. Selain Si comel aku tidak punya penyambut lain ( yang aku nampak, yg tak nampak aku tak berani komen), tiada anak untuk menghibur kan lara, kadang memikirkan tentang tiada anak juga membuatkan aku letih. Letih dalam yang makin berdarah, tapi hidup kena pasrah, jadi dalam pasrah aku tetap menanggung resah, membuat jiwa semakin gundah dan luarannya aku menjadi cukup letih.

Sunyi. Tahukah kalian, aku datang dari keluarga nukleus yang sederhana besar, tapi keluarga sekunder yang cukup besar, kepulangan ku dari sekolah satu ketika dahulu disambut riuh dengan suara adik-adik seibu sebapa ku, adik-adik saudara ku, makcik, pakcik dan nenekku. Rumah nenek tak pernah sunyi. Kami juga punya burung dan kucing yang berpasang-pasangan, jadi bila dewasa, sudah berhijrah mengikut suami, aku jadi sunyi bila pulang tiada yang menyambut. Bertukar sedih jika pulang tak nampak matahari, rumah yang gelap semakin sunyi, sedih bila perlu memetik suis lampu untuk menampakkan cahaya. Tapi apa guna hidup dalam kenangan, yang pasti ini realiti yang perlu aku hadapi setiap hari.Aku sudah terbiasa begini.Terbiasa tidak lagi memakan diri. Terfikir juga jika ramai di rumah ku sekarang, aku mungkin semakin letih. Letih merancang itu dan ini, letih menguruskan itu dan ini. Aku kan begitu, suka merancang segala perancangan. Ah, tak mengapalah Allah tahulah apa yang terbaik untuk ku. Bukankah itu pinta ku padaNya saban hari.”Takdirkan yang terbaik untukku disisimu Ya Allah”.


Rumah. Ini rumah kami, tempat kami melepas lelah, tempat kami beribadat dan rehat, tempat kami bermadu kasih, tempat kami bergaduh-baik , tempat kami merajuk-pujuk, tempat kami menjauh rasa, tempat kami berkongsi semua. Jadi, rumah ini ku jaga rapi, bila berubah dari rapi, aku letih melihatnya, bila aku mengemas rapi aku tetap letih melaksanakannya. Jadi harus bagaimana aku ini, rapi dan letih harus seiring, itu kesimpulan ku.

To be continued.

Sunday, April 04, 2010

Letihnya Menjadi Aku - Part II

Pandu. Aku memandu mengikut keadaan, kadang laju melebihi had, kadang pelan merangkak-rangkak dalam sesaknya arus perjalanan. Letih. Kaki memang letih menekan pedal minyak ataupun brek, tangan letih memutarkan stering, mata letih mencari peluang, namun telinga terhibur mendengar coleteh dj2 radio yang sentiasa meneman dalam sunyi perjalanan letih ku itu. Aku bukan pemandu cuai, tapi tersasar sedikit dari berhemah. Cuma doaku sepanjang perjalanan moga aku sampai dengan selamat ditempat yang dituju agar hati suamiku tidak resah dengan berita musibah.

Tiba. Ketibaan ku tak pernah disebut hebat seperti ketibaan para menteri atau orang-orang kenamaan yang terkemuka. Aku insan biasa yg tak pernah dipandang khas oleh sesiapa pun, maka ketibaan ku biasanya memenatkan kan kerana perlu berusaha pula mencari tempat parkir yang tersedia merata tapi sentiasa penuh itu, kadang didalam hati selalu mempersoalkan aku yang lambat atau mereka yang lain terlalu cepat..arh atau mungkin mereka ini tidak pernah pulang agaknya. Tapi inilah rutin aku seharian pagi, bermula dengan letih yang akhirnya beransur hilang setibanya aku duduk selesa di kerusi pejabat dan melaporkan ketibaan ku dengan selamat sebagai berita kepada teman yang dirumah. Iya aku tidak pernah lupa menelefon suamiku, walau lewat sekalipun aku tetap mendail dia. Gundah aku jika tidak mendengar suaranya dicorong telinga.

Pejabat. Hari-hari di pejabat pun tidak pernah menentunya. Kadang seharian aku diluar menjalankan audit, pemantauan terhemah bagaimana membelanjakan wang kerajaan @ wang rakyat layaknya. Aku seorang auditor , mata-mata kepada pihak berkuasa, memastikan tiada penyelewangan, tiada penipuan dalam perbelajaan wang kerajaan ( walau ramai seperti aku, namun manusia tetap manusia, kalau sudah jahat didalam hati, sekat macam mana pun penipuan berlaku, sistem canggih berjuta pun boleh dibolos sekelip mata) , aku juga seorang penasihat, mendengar masalah-masalah pengadu dari semua pusat tanggungjawabku, letih ditelinga tak perlu dijaja, yang penting aduan rakyat di selenggara segera, aku juga orang bawahan pada pegawai atasan ku, sempurna kerja senyumlah dia, kurang lebih masam la muka, aku juga pegawai atasan pada orang yg pangkatnya kecil sedikit dari ku, adat sistem piramid makin memberat di bawah. Rasanya tak perlu dicerita apa layaknya aku dimata pegawai-pegawai kecilku, tepuk dada tanyalah selera. Yang penting aku tak pernah marah-marah pada mereka, tegas aku bertempat. Setakat ini aku rasa mereka senang dengan cara ku, cuma aku pula kadang rasa tak senang dengan cara mereka tapi aku tak ambil hati. Biarlah mereka masih muda, aku pun pernah melalui usia mereka, tujuan hidup belum terarah. Tapi bagaimana pula dengan pegawai ku yang jauh lebih berusia dari ku, yang umur sebaya umur mamaku, salah bicara mudah terasa jadi mengalah lah dalam tegas. Peraturan jadi panduan tapi bukan semestinya pegangan.

Disini pejabat aku berbakti, pada Bangsa, Agama dan Negara, sambil mencari sumber rezeki, rezeki yang halal untuk aku nikmati semoga menjadi darah daging yang diredhai.

To be continued.

Thursday, April 01, 2010

Letihnya Menjadi Aku - Part I

Letihnya menjadi aku, atau mungkin lebih letih menjadi kamu dan mungkin lebih lagi letih menjadi dia.

Tapi ini perjalananku, ini jurnalku, jadi mahu atau tidak, dalam keadaan sekarang , aku lebih selesa dengan frasa “letihnya menjadi aku”. Buat seketika aku memberi peluang kepada diriku sendiri untuk tidak memandang ke bawah ataupun ke atas, tapi stagnant sebentar di baris ini.

Aku bangun pagi sama seperti org lain iaitu kurang lewat dalam jam 6 pagi (aku selalu kunci jam awal dari waktu sebenar, dengan bermacam-macam niat baik tapi selalunya aku gagal melaksanakan niat-niat ku itu, semoga aku beroleh kebaikan diatas niat-niat ku yang baik itu walau jarang sekali terlaksana. Amin) Walau jam berdenyut kencang, kaki, mata, tangan dan badan rasa cukup berat untuk memulakan hari baru. Rasanya baru sebentar tadi aku terlelap, mimpi pun tak sampai ke penghujungnya, sedar-sedar jam sudah menjerit pekik. Teman ku disebelah masih lena diatas bantal tidurku (Ya bantal tidurku yg selalu bertukar tempat menjadi miliknya bila malam menjelang). Namun ku gagahkan diri..bangun! Aku harus bingkas bangun jika tidak mahu menjadi mangsa dlm kesesakan lalu lintas yang tak pernah hilang itu. Sempat berpaling sebelah mengucup pipi teman yang sedang lena tidur itu, suka aku melihat dia begitu, dia kelihatan cukup tenang dalam lena panjangnya itu.

Mandi , bersolat , berpakaian dan bersiap sesedap mata memandang sambil mulut bersuara lembut mengerakkan teman yang masih lagi nyenyak tidur di atas katil. “Bangun sayang, bangun solat, Matahari dah nak cerah tu, dah nak dekat kul 7 dah tu.” Sengaja aku cakap begitu tu walhal lambat lagi ke jam 7, itu ungkapan biasa yang selalu aku dendangkan buat teman tersayang. Rasanya sudah lebih 4 tahun itulah ungkapan azimat yang selalu membuatkannya bangun berjalan terus menuju bilik air, berwuduk dan bersolat. Langsung terus menukar kain pelekatnya itu ke seluar yang lebih sempurna, merapikan rambut yang sudah tentunya kusut masai dalam lenanya yang panjang itu. Termaktub perjanjian rasmi yang tak pernah dibicarakan, dia punya tanggungjawab untuk mengiring aku ke kereta. ( ITU JADUAL RUTIN KAMI SEPASANG SUAMI ISTERI BAGI TIAP-TIAP HARI BERKERJA) Setakat ini dia tidak pernah merungut apalagi marah-marah tentang tanggungjawabnya itu. Dia buat dengan rela, dengan ikhlas yang mana setiap kali terkenang , merutun hati ini dengan rasa kasih tiap kali mengingatkan pengorbanannya setiap pagi.Bukan aku tak pernah menolak, tapi ralat rasanya jika bukan dia yang menemani aku, dia juga tak pernah membenar aku berjalan dalam seorang, mungkin itu agaknya “quality time yang singkat buat kami”.
(Untuk pengetahuan, rumah kami berkonsepkan kondo tinggi di tingkat yang tinggi, yg mana kenderaan diparkir jauh dari kediaman, tidak ramai para suami yang akan berbuat demikian untuk isteri apatah lagi diawal pagi bila mana tiada keperluan untuk mereka melakukan demikian, mungkin ada tapi tetap tidak konsisten, maaf aku mungkin berbunyi prejudis tapi ingat ini jurnal aku, jadi aku berhak menulis apa saja.) Tulisan ku ini umpama satu penghargaan buat teman ku seorang suami yang jarang sekali aku ucapkan terima kasih di atas perbuatannya itu.

Pagi ku disulami dengan bual-bual kosong antara aku dan temanku, sambil berjalan beriringan ke kereta. Di dalam lif kami bertukar cerita tentang apa jadual kami dihari ini, bergurau senda selagi yang boleh, sebutan akan merindu kerap kali diutarakan walau berpisah kurang dari 24 jam dalam sehari. Adakalanya perjalanan menuruni lif ditemani dengan kanak-kanak yang akan ke sekolah (muka masing-masing yang masih mengantuk), orang lain yang sama tujuannya seperti aku, para ibubapa yang sibuk berkejaran menghantar anak ke rumah asuhan dan pelbagai lagi insan yang entah apa tujuannya aku pun tidak pasti. Salam dihulurkan, ciuman kasih dibalas. Itu rutin halal seorang suami buat isteri, tanda meredhai dengan pemergian ku dan tujuanku. Maka pergilah suami dengan urusan hidupnya dan aku dengan urusan hidupku. Masing-masing punya tuntutan dengan diri sendiri, dengan insan lain dan dengan alam. Bertebarlah kamu diatas muka bumi Allah yg Maha Luas ini.

To Be Continued

Monday, February 01, 2010

Hidup Berwarna-warni……

Sekarang ini aku sedang tersenyum, mengingati 5 hari yg telah berlalu dlm hidup…hari2yg 5 itu cukup mengujakan…penat tp terhibur, letih tapi gembira, semua cukup..itu cukup ini cukup…tak ada yg kurang.

Hidup berwarna –warni…rasa macam selalu tapi tak selalu….yg jelas, semua org suka…suka org kenyang, semua org cantik, semua org puas hati, semua org sayang..semua org lah, tapi mungkin jugak bukan semua..tapi aku semua : )

P/s: This entry is dedicated to my beloved cousin SWMY for the joy and celebration of her wedding
(Solemnization, Reception I, Reception II and Reception III) – I love all the occasion :: ) Boleh ke nak macam ini selalu??

Monday, January 04, 2010

Sedikit Berbeza

Setiap hari sama saja, tiada apa-apa yg luar dari kebiasaan berlaku…tapi hari ini sedikit berbeza, cukup sudah umur mencecah angka 30 puluh tahun..sejenak termenung, rupanya sudah 30 tahun aku hidup di bumi tuhan ini…30 tahun lamanya aku diberi peluang meniti satu perjalanan bernama kehidupan.

Itu buat aku tersenyum, itu jua buat aku risau dan was-was…siapa aku, dimana aku 30 tahun akan datang…sedikit kaget bila mengenang masa depan yang tentunya tiada siapa tahu walau sesaat kemudiannya.

Kata org umur 30 itu kita sudah melangkah kea lam “prime age”…ahha..aku pun sudah mencecah the prime age…aku bahagia tapi biasalah dlm bahagia itu manusia seperti aku tak pernah cukup, sentiasa mencari dan meminta yang lebih…mana ada kehidupan yang lengkap..lengkap itu satu illusion mungkin..kita yg sentiasa melengkapkan dengan sebab…sebab yg dicipta sendiri..jadi aku rasa aku jauh dari lengkap tapi yang penting aku cukup rasa bertuah sepanjang usia ini, dan untuk itu lahir rasa syukur yang tidak ternilai pada yg Esa.

Semalam dlm solat, terfikir apa yg harus aku minta dr yg Esa untuk hadiah kelahiran ku kali ini…namanya pun manusia, byk betul yg bermain di minda…kadang wujud rasa malu sbb terlalu byk meminta dr yg Esa sedang diri tak cukup hebat untuk meminta..tapi aku tahu, aku pasti kalian pun tahu…dengan dia mana ada sempadan, sempadan itu tidak wujud…dia tempat ku mengadu, tempat tenang dlm kesedihan…dia segalanya buat aku..dan dia telah mengurniakan segalanya buat aku…setiap kurniaannya aku pandang dengan syukur walau kadang aku terlalai…aku kan manusia?..alasan…
Maka apa yg ku pinta biarlah antara aku dan dia, sbb aku yakin dia akan takdirkan yg terBAIK dan terHEBAT buat aku…

Apapun, terima kasih pada yg mendoakan aku, yg terus mengucapkan kata2 termanis sebagai teman…
Yang sudi berkongsi rezeki itu pun terima kasih jua, mama dan papa hadiah ku cukup jika kalian hidup sihat & bahagia bersama biar untuk satu tempoh yg lama lg, sbb perjalanan ku masih panjang..kalian sgt aku perlukan…

Untuk yg bernama Cinta Hatiku, aku ingin hadir dlm hidup mu dlm tempoh lebih dari 30 tahun yg datang..Insya-Allah jika diizin yg Esa, biar smp ke akhir hayat ku, sbb kamu jua hadiah terbaik dlm hidupku…

Insyallah dengan izin yg Esa..ini 30 yang diredhai dan diberkati…Amin.

P/s : Rasa rindu pada si kecil Iris Aryan…(maaf ini tiada kena mengena dengan tanggal 4hb Jan 2010) Cuma terbit rasa rindu dan sayang yg sepertinya harus aku luahkan buat zuriat adikku Marlisa…ohh ini jua satu announcement ya…; )